PERANG RISET RACING PART DI INDOPRIX

Bagi produsen komponen racing harian, event IndoPrix (IP) merupakan ‘laboratirium’ untuk riset dan pengembangan produk. Masing – masing seakan ikut berlomba demi menciptakan produk dengan performa yang andal.

“Dimana lagi tempat riset dan pengembangan komponen motor bebek pada event balap yang bagus kalau tidak di IndoPrix. Ini adalah kelas para raja balap motor bebek di Indonesia. Sebab mulai era balap bebek 4-tak motor – motor dan komponen balap dari Indonesia menjadi rujukan para mekanik motor bebek di Asia Tanggara bahkan Asia,”ucap Bambang Gunardi dari Indospeed penyelenggara IndoPrix.

Nggak heran jika para pabrikan racing part menggunakan IP untuk mencoba teknologi baru produk mereka. “IP event balap yang diikuti para pembalap terbaik negeri ini. Motor yang dipakai balap juga terkencang. Sudah seharusnya kita pakai event IP untuk pengembangan dan kemajuan produk kita,” ucap Agus Salim dari FIM produsen piston Izumi.

Hal yang sama juga diungkap Tibiyani dari Rextor. “kita biasa coba produk baru di IP. Dari sini nanti didapat masukan yang berguna untuk proses produksi selanjutnya,” ujar Tibiyani.

Kini, sirkuit IP pun menampilkan peperangan lain. Yakni, perang onderdil – onderdil baru di balap. Apa saja part racing baru yang kini marak di balap tanah air ?

CDI REXTOR

Pabrikan CDI local yaitu Rextor kembali mancoba produk CDI terbaru di IP seri 1 di sentul (26/27-3) lalu. Generasi terbaru CDI Rextor tipe RR GRM “Rextor GRM ini yang paling baru dan pertama. Dicoba ke Jupiter Z tim Yamaha TDR FDR FederalOil NHK Yonk Jaya. CDI ini hasil pengambangan dan masukan dari para mekanik dari tim balap selama ini. Hasilnya CDI Rextor Yang lebih peka dan pengerjaannya lebih sempurna. Mendukung performa motor lebih maksimal,” terang Tibiyani dari Rextor.

Tim yang mencobanya telah merasakan peningkatan pada performa motor. “CDI baru Rextor RR GRM AC memberikan letikan bunga api yang besar. Pas dengan kebutuhan pembakaran mesin yang saya oprek,” kata Heru Kate, sang mekanik.

SUSPENSI

Beragam merk sokbreker belakang yang dipakai para tim balap. Ada YSS, Daytona, Kitaco, Gazi, dan Triple S. yang terbaru adalah Ohlins.

“Tahun ini kita akan mensupport beberapa tim balap untuk memakai sok Ohlins. Kita pengin masukan para tim dan pembalap untuk pengembangan sok selanjutnya,” kata Hendrik dari probike selaku distributor resmi sokbreker Ohlins di Indonesia.

Peredam kejut Ohlins memiliki beberapa spek ketinggian dan per. Sok yang dipasangkan bisa menyesuaikan dengan postur dan kenyamanan pembalapnya.

Sokbreker Ohlins terlihat dipasang pada motor tim Honda Putra Rinjani Krida NHK IRC. “Sokbreker Ohlins redamannya bagus. Turunnya cepat dan keluarnya lambat. Karakter begini sangat mendukung motor pas di tikungan. Meminimkan sliding. Pada trek lurus juga stabil,” jelas Wawan Hermawan sang pembalap.

SPROKET SSS

Sebagai penerus daya peran sprocket di motor sangat penting. Trivera Jaya sebagai distributor resmi gir SSS di Indonesia juga menurunkan gir terbaru mereka di ajang IP seri 1 2011 lalu.

“Pada IP seri 1 kita tawarkan ke tim yang kita support untuk menggunakan gir baru SSS. Sprocket yang memiliki keunggulan lebih ringan dan kuat disbanding yang sebelumnya. Warna gir baru ini gold,” ucap Felix Ardianto selaku sales & marketing manager Trivera Jaya.

Sporket yang lebih ringan namun makin kuat tentu akan membuat lebih tahan. Kehilangan tenaga mesin yang disebabkan berat gir bisa lebih diminimkan. Power masin akan bisa lebih tersalur ke putaran roda.

PISTON FORGED

Teknologi piston forged atau piston yang dicetak tekan ini memang baru ramai awal tahun 2011. “sebenarnya sudah sejak 2008. Namun kondisi belum memungkinkan. Baru diuji coba pertengahan tahun 2010 dipakai,” tutur Agus salim sales& promotion PT Federal Izumi Manufacturing selaku produsen FIM piston ini.

Teknologi piston tempa tahun ini sepertinya sudah menjadi pilihan wajib. Power motor yang kian tahun bertambah terus, membuat komponen ini menjadi penting.

“Karena beda perlakuan, piston forged jauh lebih kuat. Cocok dengan tipikal motor saat ini yang memiliki tenaga di atas 20 dk,” lanjut Agus yang rajin turun mengawasi riset FIM piston di MotoPrix dan IndoPrix ini.

Selain dari strength, piston forged memiliki keunggulan lain. “Dengan di mesin yang sama, bobot piston forged jauh lebih ringan dari piston cor biasa. FIM piston tipe forged lebih ringan 8-11 gram. Tentu ini membuat kerugian mekanik di dalam komponen yang bergerak jauh berkurang,” lanjutnya. Tahun 2011 FIM sudah meyuplai tim pabrikan, mulai Honda, Suzuky, Yamaha, dan Kawasaki.

Performa piston yang lebih baik lewat forged memang perlu ditunjang dengan komponen yang lain, misalnya liner silinder. “memang harus begit. Di satu sisi, missal piston sudah kuat yang lain harus mengikuti. Paling terlihat adalah liner silinder,” sebutnya.

Liner jadi tumpuan langsung piston, artinya komponen ini langsung bersinggungan. Model piston forged yang keras menurut liner silinder harus jauh lebih kuat juga.

Menurut sumber, tim yamaha TDR FDR Federal Oil NHK Yonk Jaya sudah menemukan solusi liner yang cocok dengan piston forged. “sebelum seri 2 IndoPrix akan diuji coba si sentul,” tutur sumber tersebut.

Analisa, liner tersebut minimal harus memilki lapisan. Seperti dinding silinder milik Jupiter MX atau V-Ixion, Jadi sudah tidak bisa lagi mempertahankan liner asli bawaan motor.

KNALPOT LOKAL

Flashback dulu setahun lalu. Knalpot asal Malaysia membanjiri jagad road race. Dua merk asal Malaysia jadi pemain utama, yaitu AHM dan YY pang. Bergulirnya waktu, pemain knalpot local tak mau kalah. Terlebih karena harga bisa lebih ‘merakyat’.

Sebut saja merk Creampie dan SMR asal Yogya dan MCC asal Solo. Embel – embel costom dan diriset sesuai pesanan tuner handal sekelas Mlenthis dan Merit, mangangkat merk – merk local ini.

Selain knalpot – knalpot asal Yogya dan Solo, produsen bermerek SND dan Yonk Jaya asal Bandung pun ikut meramaikan perang knalpot. Mendekati penghujung tahun, dua merk R9 dan RC3 menampakkan kejayaan.

R9 sebenarnya sudah lama riset bareng BRT. Sedangkan CR3 kabarnya hasil riset terbaru bareng Onggo, mekanik muda Yogya. Dua merk terakhir ini meski local tapi disokong pabrikasi mumpuni. Karena itu secara tampilan tak kalah menarik dibandingkan rival asal Malaysia.

Nah, di sei pembuka lalu jadi saksi gebrakan R9 lewat pacuan Jupiter Z nya Rafid Topan. Tetapi AHM yang digunakan Kawasaki nya Hadi Wijaya juga tetap menunjukan kelasnya.

Merek local Yonk Jaya pun ikut mocer lewat sentuhan Heru Kate di Jupiter Z nya Florianus Roy. Dan nama YY pang dan RC3 dibela mekanik Merit yang aplikasi YY pang di pacuan IP1 Fitriansyah Kete sedang di IP2 dipasang RC3.

“Kita yakni knalpot desain kita bisa lebih baik ketimbang merk – merk Malaysia itu. Dites di dyno BRT, spek terbaru knalpot kita unggul 0,6 dk atas merk YY pang, kok. Pokoknya nanti bisa dilihat di IndoPrix,” ujar Sjafri Ganie, juragan R9 yang beri info seminggu sebelum seri pembuka bergulir.

0 komentar:

Copyright © 2012 Dapur Racing.