Yamaha Jupiter-Z, Fokus Putaran Bawah

Yamaha Jupiter-Z pacuan Yoga Adi Pratama melesat cepat. Membuat pembalap nomor start 115 ini berdiri di podium tertinggi Motoprix region 2 seri 1 di sirkuit Maulana Yusuf Serang, Banten. Tentunya, di kelas MP1 alias Bebek 125cc 4-tak tune up seeded. Dapur pacu, diseting buat fokus putaran bawah!

“Menyesuaikan sirkuit Serang yang punya beberapa tikungan patah, seluruh karakternya, hampir stop and go. Jadi musti punya power bawah kuat. Apalagi, treknya ada sedikit menanjak dan turunan,” seru Widia Kridalaksana, selaku tunner tim Yamaha Yamalube KYT 3M FDR Ridlatama.

Power yang dimainkan hasil fokus seting kompresi tinggi yang diterapkan. Perbandingan kompresi engine dibuat jadi 13,9 : 1. Lewat kompresi ini, akselerasi di putaran bawah seakan meledak-ledak.

Begitunya Gendut, sapaan akrab Widia, mengandalkan piston tipe forging. Jadi, tak takut part penggebuk ruang bakar itu hancur jika harus ‘memukul’ padatnya kompresi di ruang bakar.

Piston pakai punya TDR yang tipe forging diameter 55,25 mm. Pakai piston forging selain kuat kompresi tinggi, bobotnya juga lebih ringan dari piston biasa. Jadi, kruk-as juga punya beban lebih sedikit,” sebut tunner 25 tahun itu.

Kompresi 13,9 : 1, tak hanya didapat dari pemakaian piston saja. Setelah kepala silinder dipapas 0,5 mm, tinggi permukaan alias dome piston dibuat jadi 3,5 mm. Itu hasil pemapasan dome 3 mm dari aslinya piston forging TDR.

Lewat bentuk kubah head yang dibuat semi bath up, volume yang didapat jadi 10 cc berdasar hasil pengukuran metode buret. Oh ya, posisi piston dibuat mendem 0,4 mm dari bibir silinder. Tentunya posisi piston dalam keadaan top ya.
Kompresi tinggi yang diterapkan, juga berimbas ke setang seher. Gendut yang memang berbadan besar ini, mengandalkan pendorong piston milik Yamaha Vega R. Terutama untuk yang kode part 5HV. “Setang Vega ini lebih kuat. Mungkin karena materialnya beda dan buatan Jepang. Jadi, ketika dipakai untuk balap, ketahanannya tetap terjaga,” jelas tunner asal Yogyakarta itu.

Demi mencukupi kebutuhan di ruang bakar yang butuh debit bahan bakar banyak, durasi kem dibuat ulang. Termasuk diameter payung klep. Pakai klep milik Honda Sonic, klep in main di 28 mm dan klep ex 24 mm.

Kem ambil dari punya Honda Estilo dan dibuat ulang. Alasannya, karena bentuk bumbungan kem juga gemuk ketimbang part standar. “Durasi dibuat jadi 275º. Itu berlaku untuk klep in dan ex,” sebut Gendut lagi.

Selain kucuran campuran bensol dan udara lebih lama, lewat durasi kem yang dibuat ulang ini, angkatan klep alias lift klep bisa dibuat lebih tinggi. Yaitu, 8,9 mm. Akibatnya klep membuka tinggi dan lama sehingga banyak kucuran bensol yang masuk ruang bakar.

Sebagai pengimbang power yang keluar dari engine, seting akselerasi juga dimainkan lewat gigi rasio. Buat gigi 1, 13/36 mata. Gigi 2, 16/26 mata dan gigi 4 pakai 21/25 mata. Semua dikombinasi lagi lewat final gear 14 mata buat depan dan 41 mata di belakang.



DATA MODIFIKASI
Ban : FDR MP76 90/80-17
CDI : Rextor Pro Drag
Sok belakang : YSS
Knalpot : AHM
Karburator : Keihin Sudco PWK 28



0 komentar:

Copyright © 2012 Dapur Racing.